A. Pengertian Masa Remaja
Remaja
berasal dari kata latin (Adolescene) yang berarti tumbuh atau tumbuh menjadi
dewasa. Istilah adolescene, seperti yang dipergunakan saat ini, mempunyai arti
yang lebih luas, mencakup kematangan mental, emosional, sosial, dan fisik.
Secara
psikologis, masa remaja adalah usia dimana individu berintegrasi dengan
masyarakat dewasa, usia dimana anak tidak lagi merasa dibawah tingkat
orang-orang yang lebih tua melainkan berada dalam tingkatan yang sama dan
remaja didefinisikan sebagai masa peralihan dari kanak kanak menuju dewasa.
Menurut
hukum di Amerika Serikat saat ini, individu dianggap telah dewasa apabila telah
mencapai usia delapan belas tahun, bukan dua puluh satu tahun seperti
sebelumnya. Masa remaja ditandai dengan telah nampaknya kemampuan dalam
berpikir dan mengambil keputusan, meski belum matang secara sempurna layaknya
orang dewasa. Dalam hal keyakinan, pada usia transisi ini dapat terjadi
keraguan beragama atau mengalami konflik keyakinan beragama, yang apabila tidak
menemukan bimbingan dan solusi yang tepat bisa melahirkan konversi agama.
Usia
remaja ini diamati juga oleh para ahli sebagai masa yang penuh gejolak.
Pencarian kaum remaja akan identitas dirinya serta budaya pertemanan yang
mereka bangun menjadikan mereka sulit untuk dikendalikan. Gejolak-gejolak yang
ada pada diri mereka itu sering kali mendorong mereka untuk melakukan
pemberontakan-pemberontakan terhadap dunia orang dewasa. Tak urung beberapa
istilah yang “agak menyeramkan” diberikan untuk periode usia ini. G. S. Hall,
seorang psikolog Amerika yang memperoleh julukan sebagai Bapak Psikologi
Remaja, menyebut masa remaja ini (12-25 tahun) sebagai Strum Und Drang, “Masa
Topan Badai” (Saywono, 2001:23). James E. Gardenar memberi judul bukunya yang
membahas persoalan remaja dengan memahami Gejolak Masa Remaja (Tubulence
Adolescense).
Mengacu
pada pernyataan G. Stanley Hall bahwa masa remaja adalah masa yang penuh dengan
badai dan tekanan jiwa, tentu saja memberi kesan bahwa banyak sekali hal
negatif yang ada pada masa ini, namun menyanggah hal itu, Daniel Offer, melalui
penelitiannya menyatakan setidaknya 73% remaja menunjukan citra tubuh yang
sehat, dibandingkan orang dewasa para remaja lebih menikmati hidup mereka,
mereka menyatakan diri mereka sebagai orang yang bisa mengendalikan diri,
menghargai kerja dan sekolah juga percaya diri terhadap segala aspek dalam
dirinya. (John W. Santrock 2011 : 297).
Masa
remaja merupakan salah satu masa perkembangan yang dialami manusia dalam hidupnya.
Beberapa ahli mempunyai pendapat berbeda mengenai kapan masa remaja itu
berlangsung, karena memang perkembangan manusia itu bersifat individual, ada
perkembangan yang cepat, dan ada pula yang lambat. Dengan demikian, batasan
umur bersifat fleksibel, artinya dapat maju atau mundur sesuai dengan kecepatan
perkembangan masing-masing individu. Suatu contoh batasan umur remaja menurut beberapa
ahli (Nuryoto, 1994) adalah (a) umur 13-18 tahun (Hurlock), (b) umur 12-21
tahun (Jersild), (c) umur 13-21 tahun (Cole), dan (d) umur 13-21 tahun
(Haditono).
Menurut
Papalia dan Olds, ada tiga perkembangan manusia yitu perkembangan fisik,
perkembangan kognitif, perkembangan kepribadian dan sosial. Pratiwi mengatakan
bahwa terdapat beberapa karakterisrtik perkembangan remaja sebagai berikut :
a)
Fisik
Perkembangan
fisik adalah perubahan-perubahan pada tubuh, otak, kapasitas sensoris, dan
keterampilan motorik. Perubahan pada tubuh terjadi dengan tambahan tinggi,
berat tubuh, pertumbuhan tulang dan otot, kematangan organ seksual dan fungsi
reproduksi. Tubuh remaja dari kanak-kanak menjadi tubuh orang dewasa yang cirinya
adalah kematangan dan meningkatnya kemampuan kognitif. Menurut pendapat
Santrock, tanda yang paling penting dimulainya masa remaja adalah pubertas.
Pubertas adalah perubahan cepat pada kematangan fisik yang meliputi perubahan
tubuh dan hormonalsa. Terutama terjadi selama masa remaja awal. Brooks Gunn
dalam Santrock menyatakan bahwa pubertas bukanlah kejadian berdiri sendiri dan tiba-tiba,
melainkan menentukan kapan saat tepat pubertas dimulai dan berakhir.
b)
Kognitif
Perkembangan
kognitif adalah perubahan kemampuan mental seperti belajar, emosi, mental, berpikir
dan bahasa. Piaget mengemukakan bahwa masa remaja terjadi kematangan kognitif,
yaitu interaksi dari struktur otak yang telah sempurna dan lingkungan sosial
yang semakin luas untuk eksperimentasi memungkinkan remaja untuk berpikir
abstrak. Piaget menyebut tahap perkembangan kognitif ini sebagai tahap operasi
formal. Seorang remaja tidak lagi terbatas pada hal-hal yang aktual dan
pengalaman yang benar-benar terjadi. Salah satu bagian perkembangan kognitif
masa kanak-kanak yang belum sepenuhnya ditinggalkan oleh remaja adalah
kecenderungan cara berpikir egosentris. Egosentris adalah “ketidakmampuan
melihat suatu hal dari sudut pandang orang lain”. Berkaitan dengan perkembangan
kognitif, umumnya remaja menampilkan tingkah laku seperti berkritis (segala
sesuatu harus rasional dan jelas sehingga remaja cenderung mempertanyakan
aturan-aturan), rasa ingin tahu yang kuat, jalan pikiran egosentris.
c)
Kepribadian dan sosial
Menurut
paparan Ericson perkembangan kepribadian yang penting pada masa remaja adalah
pencarian identitas diri yaitu proses menjadi seorang yang unik dengan peran
yang penting dalam hidup.
Menurut Conger dan Paila
and Old (2001) menyatakan bahwa perkembangan sosial pada masa remaja lebih
melibatkan kelompok teman sebaya dibandingkan dengan orang tua. Dibanding pada
masa kanak-kanak, remaja lebih banyak melakukan kegiatan diluar rumah seperti
kegiatan sekolah, ekstrakulikuler dan bermain dengan teman. Dengan demikian,
pada masa remaja peran kelompok teman sebaya adalah besar. Pada masa ini
berkembang social cognition yaitu
kemampuan untuk memahami orang lain. Pada masa ini juga berkembang sikap conformity yaitu kecenderungan untuk
menyerah atau mengikuti opini, pendapat, nilai kebiasaan, kegemaran atau
keinginan orang lain.
d)
Modal dan jati diri
Tingkat
moralitas sudah lebih matang jika dibandingkan dengan usia muda. Mereka
mengenal tentang nilai-nilai moral atau konsep-konsep moralitas seperti
kejujuran, keadilan, dan kedisiplinan. Pada masa ini muncul dorongan untuk
melakukan perbuatan yang dapat dinilai baik oleh orang lain. Pergeseran ikatan
pada teman sebaya merupakan upaya remaja untuk mandiri. Remaja berupaya keras
agar diterima oleh lingkungan sebaya. Bila seseorang memasuki masa remaja akan
timbul keinginan dari dalam dirinya untuk menjadi mandiri. Salah satu bentuk
kemandirian itu adalah dengan mulai melepaskan diri dari ketergantungan secara
emosional pada orang tua. Di satu sisi dia ingin membuktikan diri dari orang
tua namun di sisi lain juga masih memerlukan dan tergantung pada orang tua.
C. Makna Masa Remaja
C. Makna Masa Remaja
Dalam proses
penyesuaian diri menuju kedewasaan, ada tiga tahap perkembangan remaja yaitu :
pertama, remaja awal. Pada tahap ini remaja masih bingung akan
perubahan-perubahan yang terjadi pada tubuhnya sendiri dan dorongan yang
menyertai perubahan itu. Mereka mengembangkan pikiran baru, cepat tertarik pada
lawan jenis dan mudah terangsang secara erotis. Akibatnya, remaja awal sulit
mengerti dan dimengerti oleh orang dewasa. Kedua, remaja madya. Pada tahap ini
remaja sangat membutuhkan teman. Ia merasa senang apabila banyak teman yang
menyukai dan terdapat kecenderungan narcistic yaitu mencintai diri sendiri
dengan menyukai teman-teman yang mempunyai sifat yang sama dengan dirinya.
Ketiga, remaja akhir. Tahap ini adalah masa konsolidasi menuju periode dewasa
dan ditandai dengan pencapaian lima hal : 1). Minat yang makin mantap terhadap
fungsi-fungsi intelektual. 2). Ego mencari kesempatan untuk bersatu dengan
orang lain dan dalam pengalaman-pengalaman baru. 3). Terbentuk identitas
seksual yang tidak akan berubah lagi. 4). Egosentrisme (terlalu memusatkan
perhatian pada diri sendiri) diganti dengan keseimbangan antara kepentingan
diri sendiri dengan orang lain. 5). Tumbuh dinding yang memisahkan diri sendiri
dan masyarakat umum.
Kesimpulan
Masa remaja merupakan
salah satu masa perkembangan yang dialami manusia dalam hidupnya. Dimana pada
saat itulah masa transisi menuju kedewasaan dan terjadinya perubahan baik fisik,
psikis maupun spiritual. Pada saat itulah faktor lingkungan dan sosial sangat
mempengaruhi fase perkembangan remaja. Apabila seorang individu yang berada
pada masa remaja belum siap dengan apa yang akan dihadapinya maka hal tersebut
akan menimbulkan berbagai perilaku menyimpang seperti kriminalitas, kenakalan
remaja, aborsi, hingga penyalahgunaan narkoba. Agar remaja dapat berperilaku
sehat dan bertanggung jawab maka perlu diberi penjelasan dan informasi yang
dapat membuat generasi muda menjadi sehat, mandiri dan berkualitas. selain itu, perlunya konsep diri bagi setiap remaja agar mereka tidak mudah terpengaruh dengan keadaan lingkungan sekitar.
Daftar Pustaka
Agustini,
Hendriati. 2009. Piskologi Perkembangan
(Pendekatan Ekologi Kaitannya dengan Konsep Diri dan Penyesuaian Diri pada
Remaja). Bandung: PT Refika Aditama.
Desmita.
2009. Psikologi Perkembangan Peserta
Didik. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
Thalib,
Syamsul Bachri. 2010. Psikologi
Pendidikan Berbasis Analisis Empiris Aplikatif. Jakarta: Kencana.
Tim
Dosen MPK PAI Untirta, dkk. 2016. Pendidikan
Agama Islam I. Banten: UNTIRTA PRESS.
Zulfah, Maryam.
Piskologi Perkembangan. 2015. https://coretanzulfah.wordpress.com/2015/12/22/makalah-psikologi-perkembangan-masa-remaja/ (Di akses
pada tanggal 19 september 2016)
Atom. Pengertian
dan makna masa remaja. 2016. http://salam-pengetahuan.blogspot.co.id/2016/04/pengertian-dan-makna-masa-remaja-serta.html (Di
akses pada tanggal 19 September 2016)