Senin, 28 November 2016

Konsep Dasar Remaja



A. Pengertian Masa Remaja
Remaja berasal dari kata latin (Adolescene) yang berarti tumbuh atau tumbuh menjadi dewasa. Istilah adolescene, seperti yang dipergunakan saat ini, mempunyai arti yang lebih luas, mencakup kematangan mental, emosional, sosial, dan fisik.
Secara psikologis, masa remaja adalah usia dimana individu berintegrasi dengan masyarakat dewasa, usia dimana anak tidak lagi merasa dibawah tingkat orang-orang yang lebih tua melainkan berada dalam tingkatan yang sama dan remaja didefinisikan sebagai masa peralihan dari kanak kanak menuju dewasa.
Menurut hukum di Amerika Serikat saat ini, individu dianggap telah dewasa apabila telah mencapai usia delapan belas tahun, bukan dua puluh satu tahun seperti sebelumnya. Masa remaja ditandai dengan telah nampaknya kemampuan dalam berpikir dan mengambil keputusan, meski belum matang secara sempurna layaknya orang dewasa. Dalam hal keyakinan, pada usia transisi ini dapat terjadi keraguan beragama atau mengalami konflik keyakinan beragama, yang apabila tidak menemukan bimbingan dan solusi yang tepat bisa melahirkan konversi agama.
Usia remaja ini diamati juga oleh para ahli sebagai masa yang penuh gejolak. Pencarian kaum remaja akan identitas dirinya serta budaya pertemanan yang mereka bangun menjadikan mereka sulit untuk dikendalikan. Gejolak-gejolak yang ada pada diri mereka itu sering kali mendorong mereka untuk melakukan pemberontakan-pemberontakan terhadap dunia orang dewasa. Tak urung beberapa istilah yang “agak menyeramkan” diberikan untuk periode usia ini. G. S. Hall, seorang psikolog Amerika yang memperoleh julukan sebagai Bapak Psikologi Remaja, menyebut masa remaja ini (12-25 tahun) sebagai Strum Und Drang, “Masa Topan Badai” (Saywono, 2001:23). James E. Gardenar memberi judul bukunya yang membahas persoalan remaja dengan memahami Gejolak Masa Remaja (Tubulence Adolescense).
Mengacu pada pernyataan G. Stanley Hall bahwa masa remaja adalah masa yang penuh dengan badai dan tekanan jiwa, tentu saja memberi kesan bahwa banyak sekali hal negatif yang ada pada masa ini, namun menyanggah hal itu, Daniel Offer, melalui penelitiannya menyatakan setidaknya 73% remaja menunjukan citra tubuh yang sehat, dibandingkan orang dewasa para remaja lebih menikmati hidup mereka, mereka menyatakan diri mereka sebagai orang yang bisa mengendalikan diri, menghargai kerja dan sekolah juga percaya diri terhadap segala aspek dalam dirinya. (John W. Santrock 2011 : 297).
Masa remaja merupakan salah satu masa perkembangan yang dialami manusia dalam hidupnya. Beberapa ahli mempunyai pendapat berbeda mengenai kapan masa remaja itu berlangsung, karena memang perkembangan manusia itu bersifat individual, ada perkembangan yang cepat, dan ada pula yang lambat. Dengan demikian, batasan umur bersifat fleksibel, artinya dapat maju atau mundur sesuai dengan kecepatan perkembangan masing-masing individu. Suatu contoh batasan umur remaja menurut beberapa ahli (Nuryoto, 1994) adalah (a) umur 13-18 tahun (Hurlock), (b) umur 12-21 tahun (Jersild), (c) umur 13-21 tahun (Cole), dan (d) umur 13-21 tahun (Haditono).




B.   Ciri – ciri Masa Remaja
Menurut Papalia dan Olds, ada tiga perkembangan manusia yitu perkembangan fisik, perkembangan kognitif, perkembangan kepribadian dan sosial. Pratiwi mengatakan bahwa terdapat beberapa karakterisrtik perkembangan remaja sebagai berikut :
a)        Fisik
Perkembangan fisik adalah perubahan-perubahan pada tubuh, otak, kapasitas sensoris, dan keterampilan motorik. Perubahan pada tubuh terjadi dengan tambahan tinggi, berat tubuh, pertumbuhan tulang dan otot, kematangan organ seksual dan fungsi reproduksi. Tubuh remaja dari kanak-kanak menjadi tubuh orang dewasa yang cirinya adalah kematangan dan meningkatnya kemampuan kognitif. Menurut pendapat Santrock, tanda yang paling penting dimulainya masa remaja adalah pubertas. Pubertas adalah perubahan cepat pada kematangan fisik yang meliputi perubahan tubuh dan hormonalsa. Terutama terjadi selama masa remaja awal. Brooks Gunn dalam Santrock menyatakan bahwa pubertas bukanlah kejadian berdiri sendiri dan tiba-tiba, melainkan menentukan kapan saat tepat pubertas dimulai dan berakhir.
b)        Kognitif
Perkembangan kognitif adalah perubahan kemampuan mental seperti belajar, emosi, mental, berpikir dan bahasa. Piaget mengemukakan bahwa masa remaja terjadi kematangan kognitif, yaitu interaksi dari struktur otak yang telah sempurna dan lingkungan sosial yang semakin luas untuk eksperimentasi memungkinkan remaja untuk berpikir abstrak. Piaget menyebut tahap perkembangan kognitif ini sebagai tahap operasi formal. Seorang remaja tidak lagi terbatas pada hal-hal yang aktual dan pengalaman yang benar-benar terjadi. Salah satu bagian perkembangan kognitif masa kanak-kanak yang belum sepenuhnya ditinggalkan oleh remaja adalah kecenderungan cara berpikir egosentris. Egosentris adalah “ketidakmampuan melihat suatu hal dari sudut pandang orang lain”. Berkaitan dengan perkembangan kognitif, umumnya remaja menampilkan tingkah laku seperti berkritis (segala sesuatu harus rasional dan jelas sehingga remaja cenderung mempertanyakan aturan-aturan), rasa ingin tahu yang kuat, jalan pikiran egosentris.
c)        Kepribadian dan sosial
Menurut paparan Ericson perkembangan kepribadian yang penting pada masa remaja adalah pencarian identitas diri yaitu proses menjadi seorang yang unik dengan peran yang penting dalam hidup.
Menurut Conger dan Paila and Old (2001) menyatakan bahwa perkembangan sosial pada masa remaja lebih melibatkan kelompok teman sebaya dibandingkan dengan orang tua. Dibanding pada masa kanak-kanak, remaja lebih banyak melakukan kegiatan diluar rumah seperti kegiatan sekolah, ekstrakulikuler dan bermain dengan teman. Dengan demikian, pada masa remaja peran kelompok teman sebaya adalah besar. Pada masa ini berkembang social cognition yaitu kemampuan untuk memahami orang lain. Pada masa ini juga berkembang sikap conformity yaitu kecenderungan untuk menyerah atau mengikuti opini, pendapat, nilai kebiasaan, kegemaran atau keinginan orang lain.
d)       Modal dan jati diri
Tingkat moralitas sudah lebih matang jika dibandingkan dengan usia muda. Mereka mengenal tentang nilai-nilai moral atau konsep-konsep moralitas seperti kejujuran, keadilan, dan kedisiplinan. Pada masa ini muncul dorongan untuk melakukan perbuatan yang dapat dinilai baik oleh orang lain. Pergeseran ikatan pada teman sebaya merupakan upaya remaja untuk mandiri. Remaja berupaya keras agar diterima oleh lingkungan sebaya. Bila seseorang memasuki masa remaja akan timbul keinginan dari dalam dirinya untuk menjadi mandiri. Salah satu bentuk kemandirian itu adalah dengan mulai melepaskan diri dari ketergantungan secara emosional pada orang tua. Di satu sisi dia ingin membuktikan diri dari orang tua namun di sisi lain juga masih memerlukan dan tergantung pada orang tua.


C. Makna Masa Remaja




Dalam proses penyesuaian diri menuju kedewasaan, ada tiga tahap perkembangan remaja yaitu : pertama, remaja awal. Pada tahap ini remaja masih bingung akan perubahan-perubahan yang terjadi pada tubuhnya sendiri dan dorongan yang menyertai perubahan itu. Mereka mengembangkan pikiran baru, cepat tertarik pada lawan jenis dan mudah terangsang secara erotis. Akibatnya, remaja awal sulit mengerti dan dimengerti oleh orang dewasa. Kedua, remaja madya. Pada tahap ini remaja sangat membutuhkan teman. Ia merasa senang apabila banyak teman yang menyukai dan terdapat kecenderungan narcistic yaitu mencintai diri sendiri dengan menyukai teman-teman yang mempunyai sifat yang sama dengan dirinya. Ketiga, remaja akhir. Tahap ini adalah masa konsolidasi menuju periode dewasa dan ditandai dengan pencapaian lima hal : 1). Minat yang makin mantap terhadap fungsi-fungsi intelektual. 2). Ego mencari kesempatan untuk bersatu dengan orang lain dan dalam pengalaman-pengalaman baru. 3). Terbentuk identitas seksual yang tidak akan berubah lagi. 4). Egosentrisme (terlalu memusatkan perhatian pada diri sendiri) diganti dengan keseimbangan antara kepentingan diri sendiri dengan orang lain. 5). Tumbuh dinding yang memisahkan diri sendiri dan masyarakat umum.

                                                                    Kesimpulan
Masa remaja merupakan salah satu masa perkembangan yang dialami manusia dalam hidupnya. Dimana pada saat itulah masa transisi menuju kedewasaan dan terjadinya perubahan baik fisik, psikis maupun spiritual. Pada saat itulah faktor lingkungan dan sosial sangat mempengaruhi fase perkembangan remaja. Apabila seorang individu yang berada pada masa remaja belum siap dengan apa yang akan dihadapinya maka hal tersebut akan menimbulkan berbagai perilaku menyimpang seperti kriminalitas, kenakalan remaja, aborsi, hingga penyalahgunaan narkoba. Agar remaja dapat berperilaku sehat dan bertanggung jawab maka perlu diberi penjelasan dan informasi yang dapat membuat generasi muda menjadi sehat, mandiri dan berkualitas. selain itu, perlunya konsep diri bagi setiap remaja agar mereka tidak mudah terpengaruh dengan keadaan lingkungan sekitar.



                                                                   Daftar Pustaka



Agustini, Hendriati. 2009. Piskologi Perkembangan (Pendekatan Ekologi Kaitannya dengan Konsep Diri dan Penyesuaian Diri pada Remaja). Bandung: PT Refika Aditama.

Desmita. 2009. Psikologi Perkembangan Peserta Didik. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Thalib, Syamsul Bachri. 2010. Psikologi Pendidikan Berbasis Analisis Empiris Aplikatif. Jakarta: Kencana.

Tim Dosen MPK PAI Untirta, dkk. 2016. Pendidikan Agama Islam I. Banten: UNTIRTA PRESS.

Zulfah, Maryam. Piskologi Perkembangan. 2015. https://coretanzulfah.wordpress.com/2015/12/22/makalah-psikologi-perkembangan-masa-remaja/           (Di akses pada tanggal 19 september 2016) 

Atom. Pengertian dan makna masa remaja. 2016. http://salam-pengetahuan.blogspot.co.id/2016/04/pengertian-dan-makna-masa-remaja-serta.html            (Di akses pada tanggal 19 September 2016)

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar