Jumat, 30 Desember 2016

Aktualisasi ketuhanan yang maha esa



     Merdeka hanya dimiliki oleh insan berwatak ruhani yang berhasil membebaskan diri dari belenggu tubuh dan kepalsuan logika hukum procedural yang manipulatif. Insan merdeka berpegang teguh pada prinsip, memiliki integritas, dan rela berkorban demi tegaknya keadilan dan terbukanya tabir kebenaran. 

   Merdeka merupakan hak setiap warga negara Indonesia. Namun, merdeka yang sesungguhnya hanya dimiliki individu yang benar-benar menyakini kebenaran Allah SWT didalam hatinya dan menerapkan nilai-nilai ketuhanan dalam kehidupan sehari-hari. Setiap individu yang merasakan kemerdekaan didalam hatinya akan senantiasa menegakkan nilai-niai ketuhanan untuk mewujudkan kebenaran yang sesungguhnya. Jadi, setiap individu harus berusaha untuk menerapkan nilai-nilai ketuhanan didalam dirinya untuk selalu berpegang teguh pada kebenaran dan tidak mengikuti hawa nafsu yang ada di diri kita.

     Sesuai dengan surat Al-Anfal ayat 39, yang artinya : “dan perangilah mereka, supaya jangan ada fitnah dan supaya agama itu semata-mata untuk Allah. Jika mereka berhenti (dari kekafiran), maka sesungguhya Allah maha melihat apa yang mereka kerjakan”. Jadi. Fitnah disini adalah hawa nafsu yang ada didiri kita, kita harus bia mengontrolnya dengan baik agar hawa nafsu tersebut tidak menguasai diri kita dan setiap pekerjaan yang kita lakukan akan selalu dilihat oleh Allah. Oleh karena itu,kita harus mengerjakannya dengan sepenuh hati.
Dalam Q.S Ibrahim, aat 24-27 menjelaskan tentang iman dan keyakinan seseorang. Pada ayat 24-25, bermakna bahwa pohon yang baik akan berbuah baik serta melimpah. Begitulah perbuatan baik seorang mukmin yang selalu menebarkan kebaikan ditengah masyarakat. Perkataan benar senantiasa kuar dan kokoh, maka kebenaran senantiasa tetap dan abadi. Pada ayat 26, bermakna kalimat yang buruk dan tidak ada dasar kebenarannya yang keluar dari mulut yang kotor tidak akan abadi. Karena kebatilan tidak dapat mengalahkan kebenaran, kebenaran tetap abadi. Pada ayat 27, bermakna kaum mukminin harus mengetahui bahwa melalui keimanan nya, allah meneguhkan mereka dan tidak akan membiarkan propaganda musuh mempengaruhinya.

     Jadi, berbuat baiklah kepada setiap manusia dan selalu menjunjung tinggi kebenaran serta berkata-kata dengan kalimat yang baik. Sesuai dengan firman allah dalam Q.S Ar-rahman ayat 60, yang artinya “tidak ada balasan kebaikan kecuali kebaikan (pula)”. Setiap kita melakukan kebaikan, allah pasti akan membalasnya dengan kebaikan pula.

Referensi : Buku Lingkar Studi Pekanan (LSP) Matakuliah Pengembangan Kepribadian (MPK) UNTIRTA

Tidak ada komentar:

Posting Komentar