Kepribadian dalam bahasa
inggris lebih dikenal personality dan dalam bahasa latin lebih dikenal dengan
persona. Pada mulanya kata persona ini dianalogikan pada topeng yang biasa
digunakan oleh pemain sandiwara pada zaman romawi dalam memainkan perannya.
Lambat laun,kata persona ini berubah menjadi istilah yang mengacu pada gambaran
sosial tertentu yang diterima individu dari kelompok atau masyarakatnya,
kemudian individu tersebut diharapkan bertingkah laku berdasarkan atau sesuai
dengan gambaran sosialnya. Jadi setiap tingkah laku yang dilakukan oleh
individu, itu menggunakan topengnya.
Kepribadian adalah
organisasi yang dinamis yang ada didalam diri kita (watak, sikap, karakter,
tempramen, tingkah laku, dan yang lainnya). Kepribadian manusia itu bersifat
ajeg (tetap). Jika ada seseorang yang mengatakan bahwa kita sering berubah itu
bukanlah karena kepribadian yang kita miliki. Kita tidak bisa menyimpulkan
kepribadian seseorang hanya dengan melihat tingkah lakunya. Karena mungkin saja
dia menunjukan sifatnya bukan kepribadiannya, ingat bahwa yang dapat berubah
adalah sikap bukan kepribadian.
Ada faktor yang membentuk
kepribadian yaitu ciri fisik dan ciri faali. Ciri fisik seperti, kurus, gemuk,
tinggi, pendek, mancung, dan yang lainnya. Kemudian ciri faali seperti
kapasitas otak tertentu. Jika kita memilki tubuh yang idea itu akan
mempengaruhi seseorang dalam membentuk kepribadiannya untuk lebih percaya diri
dan jika seseorang memilki kecerdasan yang tinggi kemungkinan dia akan lebih
mudah untuk membentuk kepribadiannya.
Pengalaman juga bisa
mempengaruhi kepribadian manusia. Pengalaman manusia terbagai menjadi
pengalaman umum dan pengalaman khusus. Pengalaman umum misalnya, sejak dahulu
kita diajarkan oleh orang tua untuk berpamitan sebelum keluar rumah untuk
melaksanakan aktivitas sehari-hari sepereti salim, pengalaman itu akan terbawa
hingga sekarang. Ketika kita bertemu dengan orang yang lebih tua atau bertemu
guru/dosen, maka kita akan melakukan hal yang sama. Kemudian pengalaman khusus,
biasanya tentang pengalaman buruk atau menyenangkan yang pernah kita alami,
seprti Terpeleset didepan umum, tenggelam di kolam renang, dan yang lainnya.
Untuk bisa mengetahui
kepribadian seseorang memerlukan waktu yang tidak sebentar, perlu proses untuk
mengetahuinya. Kita perlu menyadari serta melakukan intropeksi diri agar bisa
mengetahui kepribadian kita. Jadi kenalilah kepribadian anda.
Terima kasih, semoga
bermanfaat.
Referensi : Referensi :
Sobur, Alex. 2016. Psikologi Umum. Edisi Keenam. Bandung : CV Pustaka Setia.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar