Dalam proses pendewasaan
tidak terlepas dari berbagai hambatan maupun masalah. Ada yang menghindar dari
masalah tersebut dan ada juga yang langsung memecahkannya. Dalam menyikapi
masalh hidup, terkadang individu akan mengalami tekanan, kecemasan, stress
bahkan konflik. Sebagai cara individu mereduksi perasaan tersebut adalah dengan
melakukan mekanisme pertahanan diri baik yang dilakukan secara sadar atau tidak
sadar. Berikut merupakan Bentuk-bentuk mekanisme pertahanan diri :
1.
Represi
Represi
didefinisikan sebagai upaya individu untuk menyingkirkan frustasi, konflik
batin, mimpi buruk, krisis keuangan, dan sejenisnya yang menimbulkan kecemasan.
Sering kali individu melakukan represi ketika menghadapi permasalahan tetapi
dengan mengekspesikan kemarahannya pada orang lain. Contonya remaja takut
kepada orang tuanya mengekspesikan kemarahannya dalam bentuk melawan gurunya.
2.
Reaction Formation (pembentukan reaksi)
Individu
dikatakan mengadakan pembentukan reaksi adalah ketika dia berusaha
menyembunyikan motif dan perasaan yang sesungguhnya. Dengan cara ini, individu
dapat menghindarkan diri dari kecemasan yang disebabkan oleh keharusan untuk
menghadapi ciri-ciri pribadi yang tidak menyenangkan. Misalnya seorang siswa
yang tidak menyukai gurunya, namun didepan gurunya dia bersikap manis dan
selalu menyapa agar dia terhindar dari masalah dengan gurunya.
3.
Fiksasi
Kondisi
yang dihadapkan individu pada suatu situasi menekan yang membuatnya frustasi
dan mengalami kecemasan, sehingga membuat individu merasa tidak sanggup lagi
untuk menghadapinya dan membuat perkembangan normalnya terhenti untuk sementara
atau selamanya. Individu yang sangat
bergantung dengan individu lain merupakan salah satu contoh pertahanan diri
dengan fiksasi. Contohnya ketergantungan dalam hal finansial pada orangtua
akibat dimanja.
4.
Regresi
Regresi
merupakan respon yang umum bagi individu bila berada dalam situasi
frustasi, setidak-tidaknya pada
anak-anak. Dengan regresi (mundur) ini individu dapat lari dari keadaan yang
tidak meyenangkan dan kembali lagi pada keadaan sebelumnya yang dirasakannya
penuh dengan kasih sayang dan rasa aman. Misalnya anak yang memperoleh adik,
akan memperhatikan respons mengompol atau menghisap jempol jarinya agar ia
merasa diperhatikan kembali.
5.
Proyeksi
Keadaan
dimana seseorang tidak menyukai sifat orang lain tetapi ia berusaha agar orang
yang dibencinya menunjukan reaksi yang sama. Teknik ini mungkin dapat digunakan
untuk mngurangi kecemasan karena dia harus menerima kenyataan akan keburukan
dirinya sendiri. Misalnya seorang remaja membenci temannya sehingga menimbulkan
kecemasan diubah menjadi temannya yang membenci remaja tersebut.
6.
Rasionalitas
Adalah
usaha individu untuk mencari-cari alasan yang dapat diterima secara sosial
untuk membenarkan atau menyembunyikan perilakunya yang buruk. Misalnya siswa
yang selalu datang terlambat selalu beralasan susah mendapat angkutan umum ke
sekolah, padahal bila siswa berangkat lebih pagi, sebenarnya tidak akan
terlambat.
Referensi : Modul Bimbingan
dan Konseling
Tidak ada komentar:
Posting Komentar