Minggu, 25 Desember 2016

Prinsip-prinsip bimbingan



Dalam bimbingan ada prinsip dasar yang dijadikan landasan bagi layanan bimbingan. Prinsip ini berasal dari konsep-konsep filosofis tentang kemanusiaan yang menjadi dasar bagi pemberian layanan bantuan atau bimbingan, baik disekolah maupun diluar sekolah. Prinsip-prinsipnya sebagai berikut :
     
       A.      Bimbingan diperuntukan bagi semua individu
Artinya bimbingan diberikan pada semua individu atau peserta didik, baik yang bermasalah maupun yang tidak bermasalah, pria maupun wanita, baik anak-anak, remaja, dan dewasa. Sebuah pemahaman yang kurang tetap jika memandang bimbingan itu hanya untuk individu yang bermasalah karena pada dasarnya setiap orang butuh bimbingan untuk dapat memahami dirinya, pemahaman itu tidak datang dengan sendirinya melainkan ada sebuah proses pembelajaran menuju sebuah pemahaman. Pendekatan yang digunakan dalam bimbingan lebih bersifat preventif dan pengembangan dari pada penyembuhan (kuratif), dan lebih mengutamakan teknik kelompok.

      B.      Bimbingan bersifat individualisasi
Artinya setiap individu bersifat unik (berbeda satu sama lainnya), dan melalui bimbingan individu dibantu untuk mengembangkan keunikannya tersebut. Keunikan disini adalah potensi, karakter, dan yang lainnya. Individu dibantu untuk mengenal lebih dalam tentang dirinya, setelah sudah mengenal dan memahaminya barulah individu mengembangkan keunikannya.
 
      C.      Bimbingan menekankan hal yang positif
Pada kenyataannya masih ada individu yang memiliki persepsi yang negative terhadap bimbingan, karena dipandang sebagai satu cara yang menekan aspirasi atau memaksa. Sebenarnya bimbingan merupakan proses pemberian bantuan yang menekankan kekuatan individu, karena bimbingan adalah cara membangun pandangan yang positif terhadap diri sendiri, memberikan dorongan, percaya terhadap kemampuan diri, dan peluang untuk berkembang.

      D.      Bimbingan merupakan usaha bersama
Bimbingan bukanlah hanya tugas atau tanggung jawab konselor, tetapi juga tugas guru-guru, kepala sekolah, serta individu itu sendiri. Karena pihak pembimbing hanyalah sebagai fasilitator yang mengarahkan individu itu untuk menyelesaikan masalahnya, jadi semua pihak harus saling membantu satu sama lainnya.

      E.       Pengambilan keputusan merupakan hal yang esensial dalam bimbingan.
Bimbingan mempunyai peranan untuk memberikan informasi dan nasihat kepada individu dalam proses pengambilan keputusan. Individu akan diarahkan agar dapat melakukan pilihan dan mengambil keputusan, karena tujuan utama bimbingan adalah mengembangkan kemampuan individu untuk memecahkan masalahnya dan mengambil keputusan. Menurut Jones et.al. (1970), kemampuan untuk membuat pilihan secara tepat bukan kemampuan bawaan, tetapi kemampuan yang harus dikembangkan. Maka dari itu, individu harus mengembangkan kemampuannya dalam mengambil keputusan.

      F.       Bimbingan berlangsung dalam berbagai setting (Adegan) kehidupan
Bimbingan tidak hanya berlangsung disekolah, tetapi juga dalam lingkungan keluarga, perusahaan, lembaga pemerintah/swasta, dan lingkungan masyarakat. Bidang layanan bimbingan pun bersifat multi aspek, yaitu aspek pribadi, sosial, pendidikan, dan pekerjaan. Ini berarti setiap individu membutuhkan bimbingan dalam rentan kehidupannya.



Referensi : Yusuf, Syamsu dan Nurihsan, Juntika. 2014. Landasan Bimbingan dan Konseling. Edisi Kedelapan. Bandung : PT Remaja Rosdakarya
 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar